Rabu, 18 Juni 2008

Kalian Cetak Kami Jadi Bangsa Pengemis, ...

Kalian Cetak Kami Jadi Bangsa Pengemis,

Lalu Kalian Paksa Kami

Masuk Masa Penjajahan Baru,

Kata Si Toni

(Karya Taufik Ismail)



Kami generasi yang sangat kurang rasa percaya diri

Gara-gara pewarisan nilai, sangat dipaksa-tekankan

Kalian bersengaja menjerumuskan kami-kami

Sejak lahir sampai dewasa ini

Jadi sangat tergantung budaya

Meminjam uang ke mancanegara

Sudah satu keturunan jangka waktunya

Hutang selalu dibayar dengan hutang baru pula

Lubang itu digali lubang itu juga ditimbuni

Lubang itu, alamak, kok makin besar jadi

Karena rendah diri pada bangsa-bangsa di dunia

Kita gadaikan sikap bersahaja kita

Karena malu dianggap bangsa miskin tak berharta

Kita pinjam uang mereka membeli benda mereka

Harta kita mahal tak terkira, harga diri kita

Digantung di etalase kantor Pegadaian Dunia

Menekur terbungkuk kita berikan kepala kita bersama

Kepada Amerika, Jepang, Eropa dan Australia

Mereka negara multi-kolonialis dengan elegansi ekonomi

Dan ramai-ramailah mereka pesta kenduri

Sambil kepala kita dimakan begini

Kita diajarinya pula tata negara dan ilmu budi pekerti

Dalam upacara masuk masa penjajahan lagi

Penjajahnya banyak, gerakannya penuh harmoni

Mereka mengerkah kepala kita bersama-sama

Menggigit dan mengunyah teratur bersama

Sedih, sedih tak terasa jadi bangsa merdeka lagi

Dicengkeram kuku negara multi-kolonialis ini

Bagai ikan kekurangan air dan zat asam

Beratus juta kita menggelepar menggelinjang

Kita terperangkap terjaring di jala raksasa hutang

Kita menjebakkan diri ke dalam krangkeng budaya

Meminjam kepeng ke mancanegara

Dari membuat peniti dua senti

Sampai membangun kilang gas bumi

Dibenarkan serangkai teori penuh sofistikasi

Kalian memberi contoh hidup boros berasas gengsi

Dan fanatisme mengimpor barang luar negeri

Gaya hidup imitasi, hedonistis dan materialistis

Kalian cetak, kami jadi Bangsa Pengemis

Ketika menadahkan tangan serasa menjual jiwa

Tertancap dalam berbekas, selepas tiga dasawarsa

Jadilah kami generasi sangat kurang rasa percaya

Pada kekuatan diri sendiri dan kayanya sumber alami

Kalianlah yang membuat kami jadi begini

Sepatutnya kalian kami giring ke lapangan sepi

Lalu tiga puluh ribu kali, kami cambuk dengan puisi ini

1998

Taufik Ismail